2. Pengertian Waterfall
Waterfall atau AIR terjun adalah model yang dikembangkan untuk
pengembangan perangkat lunak, membuat perangkat lunak. model berkembang
secara sistematis dari satu tahap ke tahap lain dalam mode seperti air terjun.
Model ini mengusulkan sebuah pendekatan kepada pengembangan
software yang sistematikdan sekuensial yang mulai dari tingkat kemajuan sistem
pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian dan pemeliharaan. Model ini
melingkupi aktivitas-aktivitas sebgai berikut : rekayasa dan pemodelan sistem
informasi, analisis kebutuhan, desain, koding, mengujian dan pemeliharaan.
Model pengembangan ini bersifat linear dari tahap awal
pengembangan system yaitu tahap perencanaan sampai tahap akhir pengembangan
system yaitu tahap pemeliharaan. Tahapan berikutnya tidak akan dilaksanakan
sebelum tahapan sebelumnya selesai dilaksanakan dan tidak bisa kembali atau
mengulang ke tahap sebelumnya.
3. Tahapan atau fase
model waterfall
Ini adalah gambar tahapan atau fase yang paling umum tentang model
waterfall
Akan tetapi Roger S. Pressman memecah model ini menjadi 6
tahapan meskipun secara garis besar sama dengan tahapan-tahapan model waterfall
pada umumnya. Berikut adalah Gambar dan penjelasan dari tahap-tahap yang
dilakukan di dalam model ini menurut Pressman:
1) System / Information Engineering and
Modeling. Permodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan
sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk software. Hal ini sangat
penting, mengingat software harus dapat berinteraksi dengan elemen-elemen yang
lain seperti hardware, database, dsb. Tahap ini sering disebut dengan Project
Definition.
2) Software Requirements Analysis.
Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software. Untuk
mengetahui sifat dari program yang akan dibuat, maka para software engineer
harus mengerti tentang domain informasi dari software, misalnya fungsi yang
dibutuhkan, user interface, dsb. Dari 2 aktivitas tersebut (pencarian kebutuhan
sistem dan software) harus didokumentasikan dan ditunjukkan kepada pelanggan.
3) Design. Proses ini digunakan untuk
mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi ke dalam bentuk
“blueprint” software sebelum coding dimulai. Desain harus dapat
mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya.
Seperti 2 aktivitas sebelumnya, maka proses ini juga harus didokumentasikan
sebagai konfigurasi dari software.
4) Coding. Untuk dapat dimengerti oleh
mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain tadi harus diubah bentuknya
menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa
pemrograman melalui proses coding. Tahap ini merupakan implementasi dari tahap
design yang secara teknis nantinya dikerjakan oleh programmer.
5) Testing / Verification. Sesuatu yang dibuat
haruslah diujicobakan. Demikian juga dengan software. Semua fungsi-fungsi
software harus diujicobakan, agar software bebas dari error, dan hasilnya harus
benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya.
6) Maintenance. Pemeliharaan suatu
software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software
yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu. Ketika dijalankan mungkin saja
masih ada errors kecil yang tidak ditemukan sebelumnya, atau ada penambahan
fitur-fitur yang belum ada pada software tersebut. Pengembangan diperlukan
ketika adanya perubahan dari eksternal perusahaan seperti ketika ada pergantian
sistem operasi, atau perangkat lainnya.
4. Karakteristik
Dalam model ini terdapat beberapa sifat-sifat yang menojol dan
cenderung menjadi permasalahan pada model waterfall.
1) Ketika problem muncul, maka
proses berhenti karena tidak dapat menuju ke
tahapan selanjutnya. Apabila terdapat kemungkinan problem tersebut
muncul akibat kesalahan dari tahapan sebelumnya, maka proses harus membenahi
tahapan sebelumnya agarproblem ini tidak muncul.
2) Karena pendekatannya secara sequential,
maka setiap tahap harus menunggu hasil dari tahap sebelumnya. Hal itu tentu
membuang waktu yang cukup lama, artinya bagian lain tidak dapat mengerjakan hal
lain selain hanya menunggu hasil dari tahap sebelumnya.
5. Mengapa model ini
sangat populer?
Selain karena pengaplikasian menggunakan model ini mudah,
kelebihan dari model ini adalah ketika semua kebutuhan sistem dapat didefinisikan
secara utuh, eksplisit, dan benar di awal project, maka SE dapat berjalan
dengan baik dan tanpa masalah. Meskipun seringkali kebutuhan sistem tidak dapat
didefinisikan seeksplisit yang diinginkan, tetapi paling tidak, problem pada
kebutuhan sistem di awal project lebih ekonomis dalam hal uang (lebih murah),
usaha, dan waktu yang terbuang lebih sedikit jika dibandingkan problem yang
muncul pada tahap-tahap selanjutnya.
Meskipun demikian, karena model ini melakukan pendekatan secara
urut / sequential, maka ketika suatu tahap terhambat, tahap selanjutnya tidak
dapat dikerjakan dengan baik dan itu menjadi salah satu kekurangan dari model
ini.
6. Kapan model waterfall
di gunakan?????
Salah satu model tradisional dan mudah yang tahapannya mengalir
satu arah seperti air terjun adalah Waterfall Model atau Linear Sequential
Model. Pertanyaannya, kapan sebaiknya model tersebut digunakan?
Teori-teori lama menyimpulkan ada beberapa hal, yaitu:
Teori-teori lama menyimpulkan ada beberapa hal, yaitu:
1) Ketika semua persyaratan sudah
dipahami dengan baik di awal pengembangan.
2) Definisi produk stabil dan
tidak ada perubahan saat pengembangan untuk alasan apapun seperti perubahan
eksternal, perubahan tujuan, perubahan anggaran atau perubahan teknologi. Untuk
itu, teknologi yang digunakan pun harus sudah dipahami dengan baik.
3) Menghasilkan produk baru, atau
versi baru dari produk yang sudah ada. Sebenarnya, jika menghasilkan versi baru
maka sudah masuk incremental development, yang setiap tahapnya
sama dengan Waterfall kemudian diulang-ulang.
4) Porting produk
yang sudah ada ke dalam platform baru.
Dengan demikian, Waterfall dianggap pendekatan yang lebih cocok
digunakan untuk proyek pembuatan sistem baru. Tetapi salah satu kelemahan
paling dasar adalah menyamakan pengembangan perangkat keras dengan perangkat
lunak dengan meniadakan perubahan saat pengembangan. Padahal, galat diketahui
saat perangkat lunak dijalankan, dan perubahan-perubahan akan sering terjadi.
7. Tahap Pengembangan
Waterfal
Tahap – tahap pengembangan waterfall model adalah :
1) Analisis dan definisi
persyaratan Pelayanan, batasan, dan tujuan sistem ditentukan melalui
konsultasi dengan user.
2) Perancangan sistem dan
perangkat lunak Kegiatan ini menentukan arsitektur sistem secara keseluruhan.
3) Implementasi dan pengujian unit
Perancangan perangkat lunak direalisasikan sebagai serangkaian program.
4) Integrasi dan pengujian sistem
Unit program diintegrasikan atau diuji sebagai sistem yang lengkap untuk
menjamin bahwa persyaratan sitem telah terpenuhi
5) Operasi dan pemeliharaan
Merupakan fase siklus yang paling lama. Sistem diinstall dan dipakai. Perbaikan
mencakup koreksi dari berbagai error, perbaikan dan implementasi unit sistem
dan pelayanan sistem.
8. Keuntungan dari Model
Waterfall
1) Merupakan model pengembangan
paling handal dan paling lama digunakan.
2) Cocok untuk system software
berskala besar.
3) Cocok untuk system
software yang bersifat generic.
4) Pengerjaan project system
akan terjadwal dengan baik dan mudah dikontrol
9. Kelemahan Waterfall
1) Waktu pengembangan lama. hal ini dikarenakan
input tahap berikutnya adalah output dari tahap sebelumnya. Jika satu tahap
waktunya molor, maka waktu keseluruhan pengembangan juga ikut molor.
2) Biaya juga mahal, hal ini juga dikarenakan waktu
pengembangan yang lama
3) Terkadang perangkat lunak yang dihasilkan tidak
akan digunakan karena sudah tidak sesuai dengan requirement bisnis customer.
hal ini juga dikarenakan waktu pengembangan yang lama. selain itu dikarenakan
waterfall merupakan aliran yang linear, sehingga jika requirement berubah
proses tidak dapat diulang lagi.
4) Karena tahap-tahapan pada waterfall tidak dapat
berulang, maka model ini tidak cocok untuk pemodelan pengembangan sebuah proyek
yang memiliki kompleksitas tinggi.
5) Meskipun waterfall memiliki banyak
kelemahan yang dinilai cukup fatal, namun model ini merupakan dasar bagi model-model
lain yang dikembangkan setelahnya.
Spiral
Model ini cukup baru ditemukan,yaitu tahun 1988 oleh Barry
Boehm. Spiral adalah salah satu bentuk evolusi yang menggunakan metode iterasi
natural yang dimiliki oleh model prototyping dan digabungkan dengan aspek
sistematis yang dikembangkan model waterfall.
Spiral model dibagi menjadi beberapa framework aktivitas, yang
disebut dengan task regions. Kebanyakan aktivitas2 tersebut dibagi antara 3
sampai 6 aktivitas. Berikut adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam
spiral model :
§
Customer communication.Aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi yang
efektif antara developer dengan user / customer terutama mengenai kebutuhan
dari customer.
§
Planning.Aktivitas perencanaan ini dibutuhkan untuk menentukan
sumberdaya, perkiraan waktu pengerjaan, dan informasi lainnya yang dibutuhkan
untuk pengembangan software.
§
Analysis risk.Aktivitas analisis resiko ini dijalankan untuk menganalisis baik
resiko secara teknikal maupun secara manajerial. Tahap inilah yang mungkin
tidak ada pada model proses yang juga menggunakan metode iterasi, tetapi hanya
dilakukan pada spiral model.
§
Engineering.Aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun 1 atau lebih
representasi dari aplikasi secara teknikal.
§
Construction & Release.Aktivitas yang dibutuhkan untuk develop
software, testing, instalasi dan penyediaan user / costumer support seperti
training penggunaan software serta dokumentasi seperti buku manual penggunaan
software.
§
Customer evaluation.Aktivitas yang dibutuhkan untuk mendapatkan feedback dari user /
customer berdasarkan evaluasi mereka selama representasi software pada tahap
engineering maupun pada implementasi selama instalasi software pada tahap
construction and release.
Adapun beberapa Kelebihan dan Kelemahan Model Spiral yang ada:
Kelebihan model Spiral :
1. Dapat disesuaikan agar
perangkat lunak bisa dipakai selama hidup perangkat lunak komputer.
2. Lebih cocok untuk
pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar
3. Pengembang dan pemakai
dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko setiap
tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses
Kelemahan model Spiral:
1. Sulit untuk menyakinkan
pelanggan bahwa pendekatan evolusioner ini bisa dikontrol.
2. Memerlukan penaksiran
resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang serius jika resiko mayor
tidak ditemukan dan diatur.
3. Butuh waktu lama untuk
menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolute
MODEL INCREMENTAL
Model Incremental dalam rekayasa perangkat
lunak, menerapkan rekayasa perangkat lunak. Pada saat model incremental
(pertambahan) ini digunakan, pertambahan pertama sering merupakan produk inti
(core product), yaitu sebuah model pertambahan yang dipergunakan, tetapi
beberapa muka tambahan (beberapa diketahui dan beberapa tidak) tetap tidak
disampaikan. Produk inti tersebut dipergunakan oleh pelanggan (atau mengalami
pengkajian detail). Sebagai hasil dari pemakaian dan/atau evaluasi maka
dikembangkan rencana bagi pertambahan selanjutnya.
Rencana tersebut menekankan modifikasi produk inti untuk secara lebih baik memenuhi kebutuhan para pelanggan dan penyampaian fitur serta fungsional tambahan. Proses ini mengikuti penyampaian setiap pertambahan sampai bisa menghasilkan produk yang lengkap. Proses membangun berhenti jika produk telah mencapai seluruh fungsi yang diharapkan.
Model incremental menggabungkan elemen-elemen model sekuensial linier (diimplementasikan secara berulang) dengan filosofi prototype interatif. Model ini memakai urutan-urutan linier di dalam model yang membingungkan, seiring dengan laju waktu kalender. Setiap urutan linier menghasilkan pertambahan perangkat lunak yang kemudian dapat disampaikan kepada pengguna.
Adapun beberapa tahapan yang ada pada model incremental dimana tahapan-tahapan tersebut dilakukan secara berurutan. Setiap bagian yang sudah selesai dilakukan testing, dikirim ke pemakai untuk langsung dapat digunakan. Tahapan Incremental Model adalah
Rencana tersebut menekankan modifikasi produk inti untuk secara lebih baik memenuhi kebutuhan para pelanggan dan penyampaian fitur serta fungsional tambahan. Proses ini mengikuti penyampaian setiap pertambahan sampai bisa menghasilkan produk yang lengkap. Proses membangun berhenti jika produk telah mencapai seluruh fungsi yang diharapkan.
Model incremental menggabungkan elemen-elemen model sekuensial linier (diimplementasikan secara berulang) dengan filosofi prototype interatif. Model ini memakai urutan-urutan linier di dalam model yang membingungkan, seiring dengan laju waktu kalender. Setiap urutan linier menghasilkan pertambahan perangkat lunak yang kemudian dapat disampaikan kepada pengguna.
Adapun beberapa tahapan yang ada pada model incremental dimana tahapan-tahapan tersebut dilakukan secara berurutan. Setiap bagian yang sudah selesai dilakukan testing, dikirim ke pemakai untuk langsung dapat digunakan. Tahapan Incremental Model adalah
Incremental model
adalah model pengembangan sistem pada software engineering berdasarkan
requirement software yang dipecah menjadi beberapa fungsi atau bagian sehingga
model pengembangannya secara bertahap. dilain pihak ada mengartikan model
incremental sebagai perbaikan dari model waterfall dan
sebagai standar pendekatan topdown. Layaknya Model Waterfall, model ini pun juga
memiliki tahapan tahapan untuk perancangan perangkat lunaknya, yaitu:
1.
Requirement , Requirment adalah proses tahapan awal yang dilakukan pada
incremental model adalah penentuan kebutuhan atau analisis kebutuhan.
2.
Specification, Specification adalah proses
spesifikasi dimana menggunakan analisis kebutuhan sebagai acuannya.
3.
Architecture Design, adalah tahap selanjutnya, perancangan software yang terbuka
agar dapat diterapkan sistem pembangunan per-bagian pada tahapan selanjutnya.
4.
Code setelah melakukan proses desain selanjutnya ada
pengkodean.
5.
Test merupakan tahap pengujian dalam model ini.
Tahapan-tahapan tersebut dilakukan secara berurutan. Setiap bagian yang sudah
selesai dilakukan testing, dikirim ke pemakai untuk langsung dapat digunakan.
Pada incremental model, tiga tahapan awal harus diselesaikan terlebih dahulu
sebelum sebelum tahap membangun tiap increment. Untuk mengantisipasi kondisi
yang terjadi pada incremental model, diperkenalkan model More Risky Incremental
Model. Model ini menerapkan sistem kerja yang paralel. Setelah daftar kebutuhan
didapatkan dari pemakai, tim spesifikasi membuat spesifikasi untuk modul
pertama. Setelah spesifikasi pertama selesai, tim desain menindak lanjuti. Tim
spesifikasi sebelumnya juga langsung membuat spesifikasi untuk model kedua, dan
seterusnya. Jadi, tidak harus menunggu modul pertama selesai hingga dikirim ke
user.
Belum ada tanggapan untuk "Apa Itu Pemodelan Incremental Spiral Dan Waterfall.?"
Posting Komentar